FIB UHO Kendari Gelar Seminar Internasional 2025 : Menyimak Ulang Bahasa, Budaya, dan Pendidikan di Era Kecerdasan Buatan

News24 views

Kendari/Lumbungsuaraindonesia.com Ratusan peserta mulai dari Dosen, Peneliti, Mahasiswa, hingga Pemerhati Budaya tampak antusias menyimak pembukaan International Seminar 2025 yang digelar Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Halu Oleo (UHO). Kegiatan ini menjadi salah satu rangkaian utama perayaan Dies Natalies ke-11 FIB UHO Kendari sekaligus momentum bagi kampus untuk menunjukkan kiprahnya pada isu global, Hotel Zahra, Rabu, 22/10/2025.

Berlangsung selama dua hari, 22–23 Oktober 2025, seminar internasional tersebut mengusung tema besar: “Re-imagining Language, Literature, Culture, and Education in the Age of Artificial Intelligence.” Tema ini merefleksikan dinamika zaman ketika kecerdasan buatan (AI) tidak lagi berdiri sekadar sebagai teknologi, tetapi telah menjadi ruang dialog baru yang memengaruhi cara manusia memahami bahasa, kebudayaan, hingga proses pendidikan.

Baca Juga:  Kapolri Beri Kenaikan Pangkat Luar Biasa Anumerta kepada Bharatu Mardi Hadji

AI: Ancaman atau Jembatan Kolaborasi?
Ketua Panitia, Rasia, menegaskan bahwa pemilihan tema bukan tanpa alasan. FIB UHO ingin menghadirkan ruang diskusi yang membuka perspektif baru tentang bagaimana teknologi dapat berperan sebagai alat transformasi, bukan sekadar kompetitor kecerdasan manusia.

Biasanya kemajuan teknologi disalahgunakan dan dianggap mengancam, padahal sebenarnya bisa menjadi sarana kolaborasi untuk memperkuat budaya berpikir kritis, meningkatkan kreativitas, serta menumbuhkan sikap inklusif, ucap, Rasia dalam sambutannya.

Ia menambahkan bahwa dunia akademik juga memiliki tanggung jawab moral untuk mengarahkan pemanfaatan teknologi agar tetap selaras dengan nilai kemanusiaan dan kebudayaan.

Pertemuan Akademisi dari Dalam dan Luar Negeri.
Seminar internasional ini menghadirkan beragam pandangan dari para narasumber lintas negara. Selain dosen-dosen dari Universitas Halu Oleo sendiri, hadir pula akademisi dari Universitas Gadjah Mada, Universitas Surabaya, serta sejumlah perguruan tinggi luar negeri mulai dari University of Batangas (Filipina), San Jose State University (Amerika Serikat), hingga University of Naples Federico II (Italia).

Baca Juga:  Kapolres Bersama Ketua Bhayangkari Cabang Konawe Utara Pimpin Olahraga Bersama Serta Bagikan Doorprize

Kehadiran praktisi teknologi, seperti perwakilan dari Bytegenics dan mentor dari MAARG, turut memperkaya diskusi, menjembatani perspektif dunia riset dan industri.

Para pemateri dijadwalkan membawakan kajian seputar evolusi linguistik di era digital, transformasi metode pengajaran berbasis AI, praktik pelestarian budaya melalui teknologi, hingga etika penggunaan kecerdasan buatan dalam ruang akademik. Dengan agenda ini, FIB UHO berharap seminar tersebut tidak berhenti pada pertukaran pengetahuan, tetapi juga melahirkan jaringan riset kolaboratif antarnegara.

Mengukuhkan Peran FIB UHO di Tingkat Global.
Bagi FIB UHO, kegiatan ini merupakan penegasan bahwa kampus daerah juga memiliki kontribusi penting dalam pembahasan isu-isu global. Di usia yang baru menginjak 11 tahun, fakultas ini menunjukkan ambisinya untuk menempatkan Kendari dalam peta diskusi internasional, khususnya di bidang ilmu budaya.

Baca Juga:  LIRA Sultra, Pj Gubernur Segera Copot Kepala BLP Sultra.

FIB UHO ingin menjadi rumah bagi gagasan-gagasan baru. Kami berharap seminar ini tidak hanya menambah wawasan peserta, tetapi juga membuka ruang kerja sama akademik yang lebih luas, ucap seorang panitia lain dalam wawancara singkat di sela-sela acara.

Dengan berbagai pemikiran, kritik, dan refleksi yang hadir selama dua hari ini, FIB UHO berharap konferensi tersebut dapat menjadi titik awal perumusan model pendidikan dan kebudayaan yang adaptif model yang tidak menolak teknologi, tetapi mengolahnya menjadi bagian dari kemajuan manusia.

. . . . . . . . . . . . . .

Komentar