Makassar/Lumbungsuaraindonesia.com CeL KODELN (Consortium of e-Learning and Development of Learning Network) menggelar Dies Natalis ke – 5 di Arthama Hotel Makassar, Sulawesi Selatan, pada 29 – 31 Agustus 2025.
Dies Natalis ke – 5 tersebut bertema “International Community Service Program: Management, Innovation and Promotion of Nature-Based Tourism to Become an International-Class Tourist Destination” berkolaborasi dengan 25 Perguruan tinggi bersama CeL Malaysia serta Stichting Azzam Aliyah Suriname.
Di acara puncak, dihelat Seminar Internasional hingga kegiatan pengabdian kepada masyarakat di kawasan wisata unggulan Rammang-Rammang, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo (UHO) satu-satunya peserta dari Sulawesi Tenggara menorehkan prestasi yang membanggakan. Prestasi tersebut ditorehkan oleh dua dosen UHO tang berhasil meraih juara pada kompetisi pada kategoti artikel internasional, yakni Prof. Dr. La Ino, M.Hum. sebagai pemenang pertama bidang Linguistik, dan Dr. Laxmi, S.Sos., M.A. sebagai pemenang kedua pada kategori Social Science and Communication.
Prof. La Ino mengungkapkan bahwa ajang ini menjadi motivasi yang sangat penting bagi Dosen untuk meningkatkan produktivitas akademik.
Kegiatan ini bisa menjadi energi bagi Dosen agar bisa menghasilkan dan menciptakan karya yang lebih banyak tentang artikel penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang bisa diakui oleh skala secara Nasional maupun internasional, harapnya.
Di tempat yang sama, Ketua CeL KODELN Indonesia, Dr. Ari Setiawan, M.Pd., menjelaskan bahwa kerjasama skala internasional dalam bentuk karya Dosen merupakan bagian penting dari implementasi dan dedikasi pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Sebab, hasil karya internasional ini akan punya efek yang besar dan langsung pada peningkatan Akreditasi Program Studi kepada tiap-tiap kampus, sambungnya.
Lewat kegiatan ini, CeL KODELN mempertegas konsistensi dan komitmennya untuk memperkuat serta mempererat kerjasama dan kolaborasi secara global di bidang pendidikan, riset, dan pengabdian masyarakat, sekaligus mempromosikan Destinasi wisata berbasis alam Indonesia ke kancah internasional, tuturnya diakhir penjelasannya.
.
.
.
.
.
.
Komentar