Mendorong Kesadaran Ibu Hamil Lewat Buku KIA: Kisah dari Puuwatu, Kota Kendari

News27 views

Kendari/Lumbungsuaraindonesia.com Pagi itu, halaman Posyandu Sejahtera di Kelurahan Puuwatu tampak lebih hidup dari biasanya. Kursi-kursi plastik disusun rapi, dan aroma minyak telon memenuhi udara, bersanding dengan tawa kecil anak-anak yang berlarian di sekitar teras. Di tangan para ibu yang hadir, tampak buku kecil berwarna merah muda: Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).

Di tempat inilah puluhan ibu dari Kelurahan Puuwatu wilayah dengan 3.893 penduduk perempuan pada sensus 2020 berkumpul untuk mengikuti penyuluhan gratis tentang pentingnya Antenatal Care (ANC). Meski jaraknya hanya sekitar 10,2 kilometer dari kawasan Eks MTQ Kendari, akses terhadap informasi kesehatan maternal yang komprehensif masih menjadi tantangan tersendiri di area ini, 14/11/2025.

Penyuluhan yang Mengubah Cara Pandang.
Tim dari Fakultas Kedokteran Universitas Halu Oleo (UHO) datang dengan niat sederhana namun berdampak besar: memastikan para ibu memahami bahwa kehamilan bukan hanya soal menjaga kesehatan fisik, tetapi juga kewaspadaan terhadap risiko yang tidak selalu tampak.

Sering kali ibu menunda pemeriksaan karena merasa baik-baik saja, ucapu Prof. Dr. dr. Juminten Saimin, M.Bio.Et. Sp.OG(K). Ucapan itu membuat sebagian peserta mengangguk, seolah merasa tersindir namun juga tersadarkan.

Prof. Juminten kemudian menunjukkan Buku KIA yang ia pegang.
Melalui Buku KIA, ibu hamil dapat mengenali tanda bahaya dan melakukan konsultasi ke tenaga kesehatan lebih awal. Pemeriksaan rutin sangat penting untuk memastikan kehamilan yang sehat hingga proses persalinan, jelasnya.

Baca Juga:  Ketua DPW PAN SULTRA, Abdurrahman Saleh Sampaikan Pesan Sejuk atas Unggulnya ASR - HUGUA

Di sampingnya, dua pemateri lain, Sufiah Asri Mulyawati, S.Si., M.Kes., dan Dr. Yenti Purnamasari, M.Kes, menyiapkan materi visual berupa grafik perkembangan janin dan catatan risiko yang sering ditemui selama masa kehamilan.

Apa Itu Buku KIA?
Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah panduan resmi yang berisi:
– Catatan pemeriksaan kehamilan
– Grafik pertumbuhan janin
– Tanda bahaya kehamilan
– Pedoman gizi dan kebiasaan sehat
– Petunjuk menyusui dan perawatan bayi
– Catatan imunisasi hingga tumbuh kembang anak.
Buku ini menjadi alat komunikasi penting antara keluarga dan tenaga kesehatan.

Lebih dari Sekadar “Cek Perut”
Banyak peserta yang baru menyadari bahwa ANC bukan hanya timbang berat badan atau pemeriksaan perut. Dalam sesi tanya jawab, seorang ibu hamil tujuh bulan mengangkat tangan.

“Kalau kaki bengkak sedikit, itu normal kah, Bu Dokter?” tanyanya.

Pertanyaan itu memancing penjelasan penting dari tim UHO: beberapa kondisi memang wajar, namun bengkak ekstrem, sakit kepala yang tak biasa, atau pandangan kabur bisa menjadi tanda preeklamsia komplikasi kehamilan yang dapat berbahaya jika terlambat ditangani.

Baca Juga:  Mabes Polri Gelar Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Ajak Personel Ikuti Jejak Teladan

Suasana mendadak hening. Para peserta terlihat lebih fokus, sebagian menggenggam Buku KIA mereka lebih erat.

7 Tanda Bahaya Kehamilan.
1. Pusing hebat atau pandangan kabur
2. Bengkak mendadak di tangan atau wajah
3. Perdarahan atau flek merah pekat
4. Gerakan janin berkurang
5. Nyeri perut bawah berkepanjangan
6. Muntah terus-menerus
7. Demam tinggi atau cairan berbau tidak normal
Jika mengalami salah satu gejala ini, segera periksa ke fasilitas kesehatan.

Membangun Kepekaan pada Tubuh Sendiri.
Sesi demi sesi berlangsung interaktif. Banyak ibu mulai mencatat hal-hal yang sebelumnya tidak mereka perhatikan selama kehamilan. Prof. Juminten mengingatkan bahwa perhatian kecil dapat menyelamatkan nyawa.

Jangan tunggu sakitnya parah. Ibu harus peka terhadap tubuh sendiri, ucapnya.

Beberapa peserta terlihat langsung menyesuaikan jadwal pemeriksaan pada Buku KIA mereka.

Menguatkan Peran Posyandu.
Di sela acara, para ibu saling berbagi pengalaman: rasa cemas pertama kali hamil, kekhawatiran menjelang persalinan, hingga cerita lucu soal perubahan mood. Bagi mereka, kegiatan ini bukan hanya penyuluhan, tetapi juga ruang berbagi emosional.

Tim UHO berharap kegiatan seperti ini memperkuat peran posyandu sebagai pusat edukasi kesehatan yang dekat dengan masyarakat.

Baca Juga:  Yusran Akbar ST Beri Kuliah Umum Kepada Mahasiswa Fisip UHO, Tentang Strategi Untuk Memacu Semangat Berwira Usaha.

Kami ingin posyandu menjadi garda terdepan menurunkan risiko kehamilan, ujar Sufiah.

Manfaat Antenatal Care (ANC).
* Memantau kesehatan ibu dan janin
* Mendeteksi dini risiko komplikasi
* Mengurangi angka kematian ibu dan bayi
* Mempersiapkan persalinan yang aman
* Mendukung kesehatan mental dan nutrisi
* Memberikan USG, lab, dan konseling

Jejak Edukasi yang Bertahan Lama.
Penyuluhan di Puuwatu mungkin hanya berlangsung beberapa jam, tetapi dampaknya berpotensi jauh lebih panjang. Buku KIA yang sebelumnya hanya disimpan di dalam tas, kini menjadi panduan yang benar-benar dipahami. Para ibu pulang dengan informasi baru, rasa percaya diri yang lebih besar, dan pemahaman bahwa kehamilan perlu dijaga dengan ilmu, bukan sekadar intuisi.

Dengan rencana memperluas program serupa ke wilayah lain di Kendari, Fakultas Kedokteran UHO berharap semakin banyak ibu yang mampu menjalani kehamilan dengan aman, sehat, dan penuh kesiapan.

PROFIL PEMATERI.
Prof. Dr. dr. Juminten Saimin, M.Bio.Et., Sp.OG(K)
Ahli obstetri dan ginekologi, fokus pada deteksi risiko kehamilan dan etika biomedis.

Sufiah Asri Mulyawati, S.Si., M.Kes.
Dosen kesehatan masyarakat, fokus promosi kesehatan ibu dan anak.

Dr. Yenti Purnamasari, M.Kes.
Ahli kesehatan reproduksi, fokus pelayanan ANC dan edukasi keluarga.

. . . . . . . . . . . . . .

Komentar