Peneliti CIE: Ada Upaya Menunggangi HTN Demi Kepentingan Kelompok Tertentu

News687 views

Jakarta – lumbungsuaraindonesia.com Peneliti Centre for Islamic and Ethnic Studies (CIE), Muhammad Chaerul, memandang gerakan sejumlah buruh dan petani menjelang Peringatan Hari Tani Nasional (HTN) mulai bergeser ke arah politik.

Chaerul menerangkan, sejumlah gerakan menuntut ditangkapnya Presiden Jokowi mulai santer terdengar jelang HTN 24 September 2024. Gerakan itu disuarakan kelompok buruh pimpinan Jumhur Hidayat.

Baca Juga:  Pastikan Situasi Aman Dan Kondusif, Satgas TNI - Polri Sinergi Patroli di KPU dan Bawaslu Sultra

“Aksi tersebut telah bergeser ke ranah politik yang justru membosankan dan merugikan para petani,” ujarnya, Sabtu (21/9/24).

Lebih lanjut dia memandang, dalam aksi HTN seharusnya menyentuh kebutuhan mendasar petani, seperti akses terhadap lahan, harga pangan, dan kesejahteraan mereka. Namun sayangnya, isu yang diangkat lebih kepada kepentingan politik.

“Ini semakin membingungkan dan bahkan menimbulkan kejenuhan di kalangan petani,” ucap dia.

Baca Juga:  Prabowo Janji Tanggung Hidup Keluarga Ojol Korban Rantis Brimob Demo DPR, Tak Boleh Ada Lagi Korban Sipil dalam Demo

Gerakan semacam ini, ujarnya, tidak murni memperjuangkan hak-hak petani, melainkan menyisipkan agenda politik terselubung. Ia pun menyoroti dampak negatif aksi tersebut terhadap masyarakat umum, terutama pengguna jalan yang terganggu oleh kemacetan akibat demonstrasi.

Tidak hanya itu, tuntutan para demonstran kepada isu politik dengan seruan Tangkap dan Adili Jokowi semakin memperlihatkan adanya penyusupan isu dalam peringatan HTN. Oleh karenanya, dia mengingatkan agar tidak ada yang menunggangi HTN dengan mengatasnamakan rakyat.

Baca Juga:  Misteri Hilangnya Obat Bius di Beberapa Rumah Sakit Kota Kendari, BEM UHO Kendari sangat Menyayangkan dan Aneh

“Masak dalam demo Hari Tani isu yang diangkat adalah tangkap dan adili Jokowi? Ini perihal yang tidak masuk akal. Fokus seharusnya adalah pada kesejahteraan petani, tapi isu politik justru yang ditonjolkan,” jelasnya.

. . . . . . . . . . . . . . . .

Komentar