Dua Mahasiswa UHO Raih Juara 3 Debat Bahasa Inggris Nasional: “Perjalanan yang Tidak Mudah, tapi Layak Diperjuangkan”

News30 views

Kendari/Lumbungsuaraindonesia.com
Langkah dua mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari ini akhirnya tiba pada panggung nasional. Rizaldo dan Amelya Suci Ramadhani, mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP UHO angkatan 2024, sukses merebut juara 3 pada Lomba Debat Bahasa Inggris FORKOM FKIP Negeri se-Indonesia 2025.

Prestasi tersebut bukan hanya membanggakan kampus, tetapi juga menunjukkan bahwa mahasiswa UHO mampu bersaing dengan kampus-kampus negeri besar di Indonesia.

Dari Kendari ke Tanjung Pinang: Perjalanan Panjang Menuju Final.
FORKOM FKIP Negeri tahun ini diselenggarakan di Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH), Tanjung Pinang, Kepulauan Riau. Ajang tahunan tersebut mempertemukan Mahasiswa FKIP dari seluruh Indonesia melalui beragam kompetisi, mulai dari akademik hingga non akademik.

Rizaldo dan Amelya mengaku tidak menyangka bisa melangkah sejauh ini. Walau rutin berlatih, mereka memahami bahwa kompetisi Nasional memiliki tingkat kesulitan yang berbeda.

Awalnya kami hanya ingin tampil maksimal. Tidak terpikir akan tembus grand final, apalagi meraih juara 3 nasional, ucap, Rizaldo saat diwawancarai oleh Media, Kamis, 6/11/2025.

Persaingan 30 Tim : Eliminasi Daring yang Menguji Mental
Sebelum tampil langsung di UMRAH pada 31 Oktober 2025, seluruh peserta harus melewati tahap eliminasi daring. Lebih dari 30 tim mengikuti babak penyisihan tersebut, namun hanya empat tim terbaik yang berhak melaju ke final.

Baca Juga:  Penuh Ide Nan Kreatif, Anton Timbang Lahirkan Banyak Terobosan Strategis Selama 2 Tahun Pimpin Kadin Sultra.

Menurut keduanya, eliminasi daring justru menjadi fase paling menantang.

Tekanan psikologisnya besar. Koneksi harus stabil, fokus harus terjaga, dan argumen tetap harus kuat,” ujar Amelya. “Tapi itu membuat kami semakin siap ketika tampil langsung di final.”

Grand Final yang Penuh Ketegangan.
Pada babak grand final di Tanjung Pinang, Rizaldo dan Amelya tampil dengan percaya diri. Struktur argumen yang kuat, penggunaan data yang tepat, serta kemampuan merespons lawan dengan cepat menjadi keunggulan mereka.

Meski belum menjadi juara pertama, keduanya dinilai menunjukkan performa solid sehingga layak menempati posisi ketiga nasional.

Suara Dosen Pembina: “Potensi Saja Tidak Cukup.
Dosen pembina tim debat FKIP UHO, Dr. R. Andi Pratama, M.Pd., mengungkapkan kebanggaannya atas pencapaian mahasiswanya. Menurutnya, apa yang diraih Rizaldo dan Amelya lahir dari kerja keras yang konsisten.

Baca Juga:  Ketua PJI DPD Sultra, Agus Salim Patunru: Kutuk Keras Arogansi Oknum Polres Konawe Terhadap Wartawan

Sejak awal saya melihat potensi besar pada keduanya. Tapi potensi saja tidak cukup yang membawa mereka ke titik ini adalah disiplin, ketekunan, dan kemauan untuk terus belajar. Mereka berlatih hingga malam, mendalami isu-isu terbaru, memperbaiki struktur argumen, bahkan mengulang simulasi berkali-kali. Itu yang membuat mereka berbeda, ungkapnya.

Ia juga menegaskan bahwa FORKOM FKIP Negeri adalah ajang yang penuh tantangan, karena mempertemukan mahasiswa terbaik FKIP dari seluruh Indonesia.

Bagi kami, juara 3 nasional bukan sekadar piala. Ini tentang menunjukkan bahwa mahasiswa UHO bisa berdiri sejajar dengan kampus-kampus besar. Ini tentang keberanian mereka untuk melangkah keluar dari zona nyaman dan bertarung di arena yang lebih besar, lanjutnya.

Andi berharap prestasi ini bisa memotivasi Mahasiswa lain untuk ikut berkompetisi.

Debat itu bukan sekadar lomba. Ini ruang untuk membangun karakter, melatih cara berpikir kritis, dan belajar menyampaikan gagasan dengan elegan. Kalau lebih banyak mahasiswa berani mencoba, saya yakin UHO bisa menjadi pusat prestasi debat di Timur Indonesia, ujarnya.

Baca Juga:  Kapolri dampingi Presiden Jokowi pada Upacara Hari Kesaktian Pancasila di Lubang Buaya

Bukan Sekadar Kompetisi.
Bagi Rizaldo dan Amelya, FORKOM FKIP Negeri menjadi pengalaman yang memperkaya perspektif mereka. Selain bertemu mahasiswa dari berbagai daerah, mereka belajar tentang keberagaman cara berpikir dan berargumen.

Kami bertukar ide, belajar memahami sudut pandang baru, dan itu membuat kami berkembang jauh lebih cepat, ucap Amelya.

Prestasi ini juga menegaskan komitmen FKIP UHO dalam mendorong mahasiswanya untuk berkompetisi di tingkat nasional.

Forum Komunikasi FKIP Negeri adalah ajang tahunan mahasiswa FKIP dari seluruh perguruan tinggi negeri di Indonesia.

Kompetisi mencakup bidang akademik, seni, olahraga, dan penalaran.

Tuan rumah bergilir setiap tahun; 2025 berlangsung di UMRAH Tanjung Pinang.

Profil Tim Debat UHO.
Rizaldo, Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris angkatan 2024, aktif dalam komunitas debat kampus.

Amelya Suci Ramadhani, Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris angkatan 2024, memiliki minat pada isu kebijakan pendidikan dan linguistik terapan.

Terus mencoba dan jangan takut gagal. Kompetisi nasional bukan hal yang mustahil selama ada kemauan belajar dan disiplin, Rizaldo.

. . . . . . . . . . . . . .

Komentar