Ketegangan Thailand – Kamboja, Ujian bagi Asean dan Momentum Diplomasi Indonesia

News330 views

Jakarta – Lumbungsuaraindonesia.com    Perang antara Thailand dan Kamboja di awali oleh sengketa wilayah di sekitar Kuil  Preah Vihear awal tahun 2000 sampai 2011.
Konflik tersebut terus berlanjut hingga ke dua Negara mengerahkan persenjataan berat untuk saling menyerang. Hal tersebut menjadi perhatian Dunia terutama negara-negara kawasan Asia Tenggara. Meski sempat mereda sejak 2011, dampaknya masih terasa dalam hubungan regional dan integrasi ASEAN. Ketegangan ini menjadi ujian nyata bagi soliditas ASEAN sekaligus peluang bagi Indonesia untuk menunjukkan kepemimpinan melalui pendekatan diplomasi bebas aktif.

Dalam wawancara khusus dengan media ini, pengamat militer internasional Conny Rafliana menyebut bahwa konflik tersebut membuka mata ASEAN akan pentingnya mekanisme keamanan kolektif yang lebih konkret.

Selama ini ASEAN mengandalkan prinsip non-intervensi, tapi konflik seperti ini justru menuntut pendekatan aktif dan terkoordinasi. Indonesia memegang peranan krusial dalam menjembatani konflik tanpa melanggar kedaulatan masing-masing pihak,” ujar Conny.

Konflik perbatasan tersebut sempat memanas dengan terjadinya baku tembak antara pasukan militer kedua negara. Di sisi lain, aktivitas ekonomi dan lintas batas warga terganggu. Situasi ini berpotensi meluas jika tidak segera ditangani dengan baik. Keterlibatan Indonesia sebagai mediator saat menjabat Ketua ASEAN tahun 2011 diapresiasi sebagai contoh konkret pelaksanaan politik luar negeri bebas dan aktif.

Baca Juga:  Komitmen Kapolres Konawe Utara AKBP Rico Fernanda Rawat Kebaikan Wujudkan Kamtibmas Kondusif

Dr. Apirat Sirisena, pengamat hubungan internasional dari Chulalongkorn University, Bangkok, menilai bahwa peran Indonesia justru membantu menurunkan eskalasi konflik dan menjaga kredibilitas ASEAN.

Indonesia memposisikan diri secara netral namun konstruktif. Ini memperkuat legitimasi ASEAN di mata dunia internasional. Jika tidak ada peran seperti itu, konflik bisa berlarut-larut,” kata Apirat.

Sementara itu, Dr. Diah Setyowati, pengamat ASEAN dari Universitas Indonesia, menekankan pentingnya peran Indonesia tidak hanya dari sisi diplomasi, tapi juga ekonomi.

Ketegangan Thailand-Kamboja bisa mengganggu rantai pasok darat dan regional. Indonesia bisa mengambil keuntungan sebagai alternatif investasi dan perdagangan, selama kita menjaga stabilitas internal dan komitmen regional,” paparnya.

Dari segi geopolitik, ketegangan tersebut mengundang perhatian berbagai negara mitra ASEAN, termasuk Cina dan Amerika Serikat, yang memiliki kepentingan strategis di kawasan. Indonesia harus cermat dalam memainkan peran agar tidak terseret ke dalam tarik-menarik kepentingan negara besar.

Baca Juga:  HUT KompasTV, Kapolri: Semoga Semakin Menggelorakan Semangat Persatuan

Dampak Perang Thailand–Kamboja dari Perspektif Regional ASEAN

1. Ujian terhadap solidaritas dan efektivitas ASEAN

Konflik ini memperlihatkan kelemahan ASEAN dalam menyelesaikan konflik internal antar anggotanya secara cepat dan efektif.

Prinsip non-intervensi ASEAN menjadi kendala dalam mediasi konflik yang melibatkan dua negara anggotanya.

2. Mendorong Peran Aktif ASEAN dalam Penyelesaian Konflik

Konflik ini menjadi momentum untuk memperkuat mekanisme penyelesaian sengketa di dalam ASEAN melalui diplomasi damai.

ASEAN mulai lebih aktif dalam menggunakan Chairmanship role (Ketua tahunan ASEAN) untuk mendorong Mediasi.

3. Ancaman terhadap Stabilitas Kawasan

Ketegangan militer di perbatasan berpotensi memicu ketidakstabilan kawasan yang bisa berdampak pada investasi dan kerja sama lintas batas.

Plus Minus bagi Indonesia

Keuntungan (Plus)

A. Politik Luar Negeri – Peran Diplomatik Indonesia

Indonesia sebagai Ketua ASEAN tahun 2011 berperan penting sebagai mediator. Menunjukkan implementasi nyata politik luar negeri bebas aktif.

Meningkatkan reputasi Indonesia di kancah diplomasi regional dan internasional sebagai aktor kunci perdamaian.

B. Ekonomi – Stabilitas Regional Berujung pada Kepastian Investasi

Jika berhasil meredam konflik, Indonesia ikut menikmati stabilitas regional yang mendorong arus investasi dan perdagangan ASEAN.

Baca Juga:  Cooling System Pilkada Damai, Polres Konut Amankan Gelaran Kampanye Tatap Muka Paslon Pilkada Konawe Utara

Peluang Indonesia menjadi lokasi alternatif investasi bila ketegangan di Thailand–Kamboja menimbulkan kekhawatiran investor.

Kerugian (Minus)

A. Politik Luar Negeri – Risiko Diplomatik

Peran sebagai mediator membawa beban diplomatik; jika gagal, dapat menurunkan citra Indonesia.

Potensi ketegangan bilateral jika dinilai memihak salah satu pihak.

B. Ekonomi – Gangguan Rantai Pasok dan Ekspor Regional

Ketegangan di Thailand–Kamboja dapat memengaruhi rantai logistik dan perdagangan darat ASEAN yang berpotensi berdampak pada ekspor Indonesia ke daratan Asia Tenggara.

Ketidakstabilan kawasan bisa membuat investor asing menahan ekspansi di kawasan ASEAN, termasuk ke Indonesia.

Di sisi lain, Konflik Thailand-Kamboja menjadi pengingat bahwa keamanan regional memerlukan kepemimpinan aktif dan konsisten. Indonesia perlu mengambil peran sebagai mediator,  selaras dengan prinsip politik luar negeri yang bebas dan aktif tetap relevan, bahkan krusial, dalam menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan. Di tengah tantangan geopolitik global yang semakin kompleks, mengedepankan diplomasi damai.  Indonesia akan menjadi contoh bagi kawasan dan dunia.

Redaksi, 25 Juli 2025.
***lm@***

. . . . . . . . .

Komentar