27 November Pemilihan Kepala Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara Untuk Gubernur dan Walikota, Para Elit Jangan Provokasi Rakyat                         

News127 views

Kendari – Lumbungsuaraindonesia.com Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024, yang pelaksanaannya kurang dari sepekan. Momentum pesta demokrasi ini jadi rutinitas 5 tahunan untuk memilih calon kepala daerah dalam rangka melanjutkan program pembangunan dalam lima tahun ke depan.

Di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), momen Pilkada ini sangat diidam-idamkan banyak pihak berlangsung aman dan kondusif dengan tetap merawat keragaman dan menjaga persatuan di daerah.

Baca Juga:  Tiga Profesor UHO Kendari Masuk Jajaran Struktural Pemprov Sultra masa Pemerintahan ASR - Hugua

Sebab, menjadi penting dalam menjaga kebersamaan di tengah-tengah keberagaman dalam memilih calon kepala daerah yang berkualitas.

Dari empat paslon tersebut, yang menjadi perdebatan publik hari ini adalah soal kehadiran pasangan calon gubernur, Andi Sumangerukka, S.E., M.M, (ASR) dan calon wakil gubernur, Ir. Hugua menjadi sorotan dari berbagai kalangan, tentu hal ini merupakan suatu dinamika yang menarik bagi beberapa pihak sebagai bahan diskusi dimana pun termasuk di warkop-warkop.

Baca Juga:  Di Hari Pahlawan, Rektor UHO Menitip Pesan Untuk Selalu Tanamkan Jiwa Teladan dari para Pahlwan

Maka dari itu, diperlukan dari kita, kandidat, Tim-tim paslon gubernur dan yang mengaku tokoh masyarakat apakah itu rakyat jangan diprovokasi dengan mendiskreditkan calon lain, mempengaruhi rakyat dengan narasi sara, suku (kampanye hitam) yang tidak mendasar dan tidak mendidik.

Baca Juga :  Majelis Ulama Indonesia Gelar Rakornas Pusat Inkubasi Bisnis Syariah di Kendari

Baca Juga:  Kementerian Lakukan Wawancara atas Tiga Calon Rektor UHO yang Baru

Salah satu masyarakat Sultra, Basri Matta mengatakan, bumi Anoa sama-sama harus kita jaga karena terdiri banyak suku bangsa, ada Muna, Buton, Tolaki, Bugis, Moronene, Wakatobi, Jawa, Bajo, dan lainnya.

“Jangan hanya karena pemilihan gubernur (Pilgub), membuat rakyat kita satu sama lain terjadi irisan, gap atau jarak yang disebabkan ego segelintir orang yang membuat tidak harmonis, tidak kondusif. Sungguh sangat disayangkan,” ujarnya.

 

. .

Komentar