Eksistensi Budaya Transmigran di Konawe Selatan Jadi Perhatian Akademisi UHO Kendari

News23 views

Kendari/Lumbungsuaraindonesia.com Eksistensi kebudayaan para transmigran di Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Sulawesi Tenggara kembali menjadi perhatian akademisi Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari. Tim Program Kemitraan Masyarakat Internal (PKMI) UHO menilai, nilai-nilai adat yang berkembang di kawasan transmigran masih memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai basis desa wisata adat.

Ketua Tim PKMI UHO Kendari, Prof Dr. I Ketut Suardika, S.Pd., M.Si, dalam rilis resminya,  Rabu, 12/11/2025. menyampaikan bahwa perubahan gaya hidup masyarakat di era digital dan globalisasi sering kali menggeser peran tradisi dan kearifan lokal.

Nilai-nilai adat tersebut patut dipertahankan karena mampu memberi dampak pada aspek ekonomi, sosial, serta kelestarian budaya masyarakat setempat, ucap, Suardika.
Ia mengungkapkan, desa wisata adat akan berkembang apabila masyarakatnya berdaya, memiliki kebanggaan terhadap budaya sendiri, serta mampu mengelola potensi lokal secara mandiri dan kreatif.

Baca Juga:  Gelar Anev Konsolidasi, Divisi Humas Polri Perkuat SDM dan Kolaborasi dengan Media Massa

Fokus Kajian pada Desa Jati Bali
Salah satu wilayah yang menjadi fokus kajian adalah Desa Jati Bali, Kecamatan Ranomeeto Barat, Konawe Selatan. Desa tersebut berjarak sekitar 75,4 kilometer dari pusat pemerintahan Kabupaten Konsel di Kecamatan Andoolo.

Merujuk data yang dihimpun dari situs denianggoleta.com, Desa Jati Bali mulai dihuni oleh para transmigran sejak 1968 sebagai bagian dari program pemerintah untuk memanfaatkan lahan dan membangun Desa baru. Desa ini dinilai menjadi salah satu contoh keberhasilan integrasi budaya dan ekonomi antara transmigran dan masyarakat lokal.

Suardika menilai, keunikan Budaya yang berkembang di Desa Jati Bali menjadi modal penting untuk membangun kemandirian ekonomi melalui pengembangan desa wisata adat berkelanjutan.

Kunjungan dan Forum Diskusi.
Pada awal November 2025 lalu, tim akademisi UHO Kendari melakukan kunjungan langsung ke Desa Jati Bali. Dalam kegiatan tersebut, Tim PKMI UHO menggelar diskusi bertema “Pemberdayaan Masyarakat Eks Transmigran Melalui Model Desa Wisata Adat Berkelanjutan.”

Baca Juga:  Semarak Hari Kemerdekaan RI ke 79, Kapolres Konut Gelar Turnament Badminton Seri 1500

Forum ini menjadi wadah untuk mengidentifikasi potensi budaya, memberikan pendampingan awal, serta mendorong masyarakat agar dapat mengembangkan potensi lokal berbasis kearifan tradisional.

Suardika menegaskan bahwa tantangan arus globalisasi justru harus menjadi pemacu untuk menjaga warisan budaya para leluhur. “Desa Jati Bali memiliki modal sosial dan budaya yang kuat untuk dikembangkan sebagai desa wisata adat yang mandiri, ungkapnya.

Baca Juga:  *Special Fight Muaythai Piala Pangdam V Brawijaya* BKBC : Buchori Kick Boxing Camp, Yakin Sabet Sabuk Juara.

Penguatan Ekonomi Berbasis Budaya.
Melalui program pendampingan ini, UHO Kendari berharap masyarakat Desa Jati Bali dapat memperkuat sektor ekonomi kreatif berbasis budaya, mulai dari kerajinan tradisional, kuliner khas, hingga aktivitas seni dan pertunjukan lokal. Konsep ini juga diharapkan mendukung pemerintah daerah dalam pengembangan destinasi wisata berbasis adat di Konawe Selatan.

Program PKMI UHO dijadwalkan berlanjut dalam bentuk pendampingan lanjutan, termasuk pemetaan potensi, pelatihan manajemen wisata, serta dukungan penguatan kelembagaan masyarakat.

. . . . . . . . . . . . . .

Komentar