Eksistensi Budaya Transmigran di Konawe Selatan Jadi Perhatian Akademisi UHO Kendari

News37 views

Kendari/Lumbungsuaraindonesia.com Eksistensi kebudayaan para transmigran di Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Sulawesi Tenggara kembali menjadi perhatian akademisi Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari. Tim Program Kemitraan Masyarakat Internal (PKMI) UHO menilai, nilai-nilai adat yang berkembang di kawasan transmigran masih memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai basis desa wisata adat.

Ketua Tim PKMI UHO Kendari, Prof Dr. I Ketut Suardika, S.Pd., M.Si, dalam rilis resminya,  Rabu, 12/11/2025. menyampaikan bahwa perubahan gaya hidup masyarakat di era digital dan globalisasi sering kali menggeser peran tradisi dan kearifan lokal.

Nilai-nilai adat tersebut patut dipertahankan karena mampu memberi dampak pada aspek ekonomi, sosial, serta kelestarian budaya masyarakat setempat, ucap, Suardika.
Ia mengungkapkan, desa wisata adat akan berkembang apabila masyarakatnya berdaya, memiliki kebanggaan terhadap budaya sendiri, serta mampu mengelola potensi lokal secara mandiri dan kreatif.

Baca Juga:  Manton Minta KPK RI Menindaklanjuti Laporan DPD GSPI Sultra Perihal Gedung Asrama Haji dan Jalan Lingkar Kota Kendari Sultra , Lumbung Suara Indonesia.com Revitalisasi pembangunan Gedung Asrama Haji Kota Kendari yang diduga Mangkrak kini terus menjadi perbincangan hangat oleh masyarakat luas maupun para aktivis Sulawesi Tenggara. Salah satunya yang disuarakan oleh Jaringan Nasional Mahasiswa Merdeka (JARNAS MM) pada Rabu, 05/04/2023, didepan Gedung Merah Putih KPK RI. Menanggapi hal tersebut, DPD GSPI Sultra, melalui Manton selaku Ketua Bidang Humas itu kembali mengingatkan pihak KPK RI agar segera menindaklanjuti laporan DPD GSPI Sultra yang di masukan ke KPK RI pada tanggal 20/03/2023 lalu, dengan Nomor 304.47/LP/DPD GSPI-SULTRA/III/2023, Terkait Gedung Asrama Haji yang Diduga Mangkrak dan paket pekerjaan lainnya. Rabu, 05/04/2023. Selain itu kata Manton, Pihaknya juga meminta kepada KPK RI agar memproses Laporan DPD GSPI Sultra, dengan Nomor 304.47/LP/DPD GSPI-SULTRA/III/2023, perihal "Pembangunan Jalan Lingkar Kota Kendari dengan Anggaran kurang lebih Rp. 69 Miliar. Meski demikian, Pihak Direktorat Pelayanan Laporan dan Pengaduan Masyarakat telah menanggapi laporan DPD GSPI Sultra melalui via WhatsAppnya yang bertuliskan, sebagai berikut : Yth. Pelapor Berdasarkan pengecekan kami, laporan Saudara sedang dalam proses verifikasi oleh petugas kami. Apabila telah selesai akan diberikan tanggapan melalui surat atau telepon kepada alamat/nomor kontak terlampir. Salam, Direktorat Pelayanan Laporan dan Pengaduan Masyarakat KPK Demikian bunyi WhatsApp tersebut pada tanggal 27/03/2023 lalu. "Kami berharap, agar KPK RI segera memanggil dan memeriksa Kepala BPJN Sultra, Satker, PPK dan Pihak Kontraktor serta oknum - oknum yang diduga terlibat didalamnya, ini khusus laporan kami soal Pembangunan Jalan Lingkar Kota Kendari dengan anggaran sebesar Rp. 69 Miliar kurang lebih. Dan juga terkait Gedung Asrama Haji agar segera dilakukan pemanggilan dan pemeriksaan lebih lanjut," Harap Manton.

Fokus Kajian pada Desa Jati Bali
Salah satu wilayah yang menjadi fokus kajian adalah Desa Jati Bali, Kecamatan Ranomeeto Barat, Konawe Selatan. Desa tersebut berjarak sekitar 75,4 kilometer dari pusat pemerintahan Kabupaten Konsel di Kecamatan Andoolo.

Merujuk data yang dihimpun dari situs denianggoleta.com, Desa Jati Bali mulai dihuni oleh para transmigran sejak 1968 sebagai bagian dari program pemerintah untuk memanfaatkan lahan dan membangun Desa baru. Desa ini dinilai menjadi salah satu contoh keberhasilan integrasi budaya dan ekonomi antara transmigran dan masyarakat lokal.

Suardika menilai, keunikan Budaya yang berkembang di Desa Jati Bali menjadi modal penting untuk membangun kemandirian ekonomi melalui pengembangan desa wisata adat berkelanjutan.

Kunjungan dan Forum Diskusi.
Pada awal November 2025 lalu, tim akademisi UHO Kendari melakukan kunjungan langsung ke Desa Jati Bali. Dalam kegiatan tersebut, Tim PKMI UHO menggelar diskusi bertema “Pemberdayaan Masyarakat Eks Transmigran Melalui Model Desa Wisata Adat Berkelanjutan.”

Baca Juga:  Hari Terakhir Asesmen Kapolsek 2025 di Polda Sultra, Irwasum Mabes Polri Berikan Arahan Strategis

Forum ini menjadi wadah untuk mengidentifikasi potensi budaya, memberikan pendampingan awal, serta mendorong masyarakat agar dapat mengembangkan potensi lokal berbasis kearifan tradisional.

Suardika menegaskan bahwa tantangan arus globalisasi justru harus menjadi pemacu untuk menjaga warisan budaya para leluhur. “Desa Jati Bali memiliki modal sosial dan budaya yang kuat untuk dikembangkan sebagai desa wisata adat yang mandiri, ungkapnya.

Baca Juga:  Koperasi Merah Putih: Menakar Arah Baru Pemberdayaan Ekonomi dari Perspektif Politik dan Sosial Ekonomi

Penguatan Ekonomi Berbasis Budaya.
Melalui program pendampingan ini, UHO Kendari berharap masyarakat Desa Jati Bali dapat memperkuat sektor ekonomi kreatif berbasis budaya, mulai dari kerajinan tradisional, kuliner khas, hingga aktivitas seni dan pertunjukan lokal. Konsep ini juga diharapkan mendukung pemerintah daerah dalam pengembangan destinasi wisata berbasis adat di Konawe Selatan.

Program PKMI UHO dijadwalkan berlanjut dalam bentuk pendampingan lanjutan, termasuk pemetaan potensi, pelatihan manajemen wisata, serta dukungan penguatan kelembagaan masyarakat.

. . . . . . . . . . . . . .

Komentar