Koperasi Merah Putih: Menakar Arah Baru Pemberdayaan Ekonomi dari Perspektif Politik dan Sosial Ekonomi

News366 views

Sultra – Lumbungsuaraindonesia.com Di tengah tekanan ekonomi global dan ketimpangan dalam negeri yang masih mencolok, kehadiran Koperasi Merah Putih muncul sebagai inisiatif penting dalam membangun kembali ekonomi nasional yang berbasis kerakyatan. Dari sisi politik dan sosial ekonomi, pembentukan koperasi ini tidak sekadar menjadi strategi ekonomi alternatif, namun juga refleksi dari semangat nasionalisme dan kedaulatan ekonomi Indonesia.

Aspek Politik: Koperasi sebagai Instrumen Kedaulatan Ekonomi

Menurut ekonom senior dari Universitas Indonesia, kehadiran Koperasi Merah Putih dapat dimaknai sebagai bentuk koreksi terhadap model ekonomi yang terlalu liberal:

Selama ini, kita terlalu menggantungkan diri pada mekanisme pasar. Padahal, dalam banyak hal, pasar gagal menjawab kebutuhan rakyat kecil. Koperasi Merah Putih — jika dikelola secara akuntabel — bisa menjadi alat untuk menyeimbangkan kekuatan ekonomi nasional,” ujarnya dalam diskusi publik bertema Ekonomi Berbasis Rakyat di Era Post-Pandemi.

Secara politik, koperasi ini juga dianggap sebagai bentuk rekonsolidasi kekuatan rakyat yang selama ini tercerai-berai akibat polarisasi politik dan dominasi elite ekonomi. Prof. Dr. Yudi Latif, pengamat kebangsaan dan penulis buku “Negara Paripurna” mengatakan bahwa:

Baca Juga:  Mendagri Tito Karnavian Resmi Buka RAPIMPROV KADIN Sultra 2025 " Dorong Investasi dan Produk Lokal "

Simbol ‘Merah Putih’ mengandung makna ideologis. Koperasi ini bukan hanya soal dagang, tapi upaya membangun jembatan sosial dan ekonomi antara negara dan rakyat, di tengah krisis kepercayaan publik terhadap sistem yang ada.

Aspek Sosial Ekonomi: Harapan Baru Ekonomi Kolektif

Dari sisi sosial ekonomi, koperasi diyakini mampu menjadi jembatan dalam menjawab tantangan utama pembangunan: ketimpangan dan keterbatasan akses ekonomi. Indonesia saat ini masih menghadapi distribusi aset dan modal yang timpang — dan koperasi menjadi salah satu cara untuk melibatkan lebih banyak rakyat dalam proses ekonomi.

Aviliani, ekonom dari INDEF (Institute for Development of Economics and Finance), menegaskan pentingnya koperasi sebagai alat redistribusi ekonomi:

Koperasi Merah Putih harus mampu menjadi katalisator bagi UMKM, Petani, Nelayan, dan pelaku ekonomi lokal yang selama ini terpinggirkan oleh sistem ekonomi modern. Tapi ingat, koperasi ini tidak boleh dijalankan dengan pola lama yang top-down dan minim transparansi.

Baca Juga:  Manton Minta KPK RI Menindaklanjuti Laporan DPD GSPI Sultra Perihal Gedung Asrama Haji dan Jalan Lingkar Kota Kendari Sultra , Lumbung Suara Indonesia.com Revitalisasi pembangunan Gedung Asrama Haji Kota Kendari yang diduga Mangkrak kini terus menjadi perbincangan hangat oleh masyarakat luas maupun para aktivis Sulawesi Tenggara. Salah satunya yang disuarakan oleh Jaringan Nasional Mahasiswa Merdeka (JARNAS MM) pada Rabu, 05/04/2023, didepan Gedung Merah Putih KPK RI. Menanggapi hal tersebut, DPD GSPI Sultra, melalui Manton selaku Ketua Bidang Humas itu kembali mengingatkan pihak KPK RI agar segera menindaklanjuti laporan DPD GSPI Sultra yang di masukan ke KPK RI pada tanggal 20/03/2023 lalu, dengan Nomor 304.47/LP/DPD GSPI-SULTRA/III/2023, Terkait Gedung Asrama Haji yang Diduga Mangkrak dan paket pekerjaan lainnya. Rabu, 05/04/2023. Selain itu kata Manton, Pihaknya juga meminta kepada KPK RI agar memproses Laporan DPD GSPI Sultra, dengan Nomor 304.47/LP/DPD GSPI-SULTRA/III/2023, perihal "Pembangunan Jalan Lingkar Kota Kendari dengan Anggaran kurang lebih Rp. 69 Miliar. Meski demikian, Pihak Direktorat Pelayanan Laporan dan Pengaduan Masyarakat telah menanggapi laporan DPD GSPI Sultra melalui via WhatsAppnya yang bertuliskan, sebagai berikut : Yth. Pelapor Berdasarkan pengecekan kami, laporan Saudara sedang dalam proses verifikasi oleh petugas kami. Apabila telah selesai akan diberikan tanggapan melalui surat atau telepon kepada alamat/nomor kontak terlampir. Salam, Direktorat Pelayanan Laporan dan Pengaduan Masyarakat KPK Demikian bunyi WhatsApp tersebut pada tanggal 27/03/2023 lalu. "Kami berharap, agar KPK RI segera memanggil dan memeriksa Kepala BPJN Sultra, Satker, PPK dan Pihak Kontraktor serta oknum - oknum yang diduga terlibat didalamnya, ini khusus laporan kami soal Pembangunan Jalan Lingkar Kota Kendari dengan anggaran sebesar Rp. 69 Miliar kurang lebih. Dan juga terkait Gedung Asrama Haji agar segera dilakukan pemanggilan dan pemeriksaan lebih lanjut," Harap Manton.

Menurut Aviliani, penting pula bagi Koperasi ini untuk mengadopsi model bisnis digital agar bisa bersaing di era ekonomi platform. Kalau koperasi hanya bergantung pada simpan-pinjam, dia tidak akan berkembang. Kuncinya adalah inovasi dan digitalisasi, tambahnya.

Teknologi dan Transformasi Digital: Elemen Vital

Dalam ekosistem digital saat ini, koperasi yang stagnan akan tertinggal. Dr. Mira Tayyiba, mantan Sekjen Kementerian Kominfo dan ahli transformasi digital, mengatakan:

Koperasi Merah Putih bisa mengambil peran besar jika mampu mengembangkan platform digital sendiri. Bukan hanya untuk e-commerce, tetapi juga sistem keuangan internal, rantai pasok, hingga pelatihan online bagi anggotanya.

Ia juga mengingatkan pentingnya sinergi antara Koperasi, startup lokal, dan BUMN untuk membangun kekuatan ekonomi yang solid dan berkelanjutan.

Tantangan: Tata Kelola dan Ketahanan Organisasi.

Meski membawa harapan, Koperasi Merah Putih tidak bebas dari tantangan. Salah satu masalah utama Koperasi di Indonesia adalah lemahnya tata kelola dan kurangnya literasi Manajerial. Banyak Koperasi bubar karena tidak transparan dan dikelola secara elitis.

Baca Juga:  Yudiyanto Mahardhika Nyatakan Diri Sangat Siap Maju Pilwali Kota Kendari Mendatang

Dr. Sri Eko S.H., Pakar Koperasi dari IPB, menyampaikan:

Harus di garis bawahi bahwa Koperasi tidak boleh menjadi kendaraan Politik sesaat. Ia harus profesional, punya sistem audit yang kuat, dan melibatkan anggota secara aktif. Tanpa itu, Koperasi hanya akan jadi simbol tanpa fungsi.

Kesimpulan: Jalan Menuju Ekonomi Berdikari

Koperasi Merah Putih adalah simbol harapan dan strategi nyata dalam membangun ekonomi berdikari. Dengan dukungan kebijakan yang tepat, Profesionalisme dalam Manajemen, serta partisipasi aktif dari anggota, Koperasi ini bisa menjadi model pembangunan ekonomi alternatif yang tidak hanya berbasis keuntungan, tetapi juga nilai-nilai sosial dan kebangsaan.

Ke depan, keberhasilan koperasi ini akan sangat ditentukan oleh kemampuannya dalam menjaga integritas, menjawab kebutuhan riil masyarakat, dan beradaptasi dengan teknologi.

Redaksi ; 26 Juli 2025.
***LM@***

. . . . . . . . . . . .

Komentar