Koperasi Merah Putih: Menakar Arah Baru Pemberdayaan Ekonomi dari Perspektif Politik dan Sosial Ekonomi

News256 views

Sultra – Lumbungsuaraindonesia.com Di tengah tekanan ekonomi global dan ketimpangan dalam negeri yang masih mencolok, kehadiran Koperasi Merah Putih muncul sebagai inisiatif penting dalam membangun kembali ekonomi nasional yang berbasis kerakyatan. Dari sisi politik dan sosial ekonomi, pembentukan koperasi ini tidak sekadar menjadi strategi ekonomi alternatif, namun juga refleksi dari semangat nasionalisme dan kedaulatan ekonomi Indonesia.

Aspek Politik: Koperasi sebagai Instrumen Kedaulatan Ekonomi

Menurut ekonom senior dari Universitas Indonesia, kehadiran Koperasi Merah Putih dapat dimaknai sebagai bentuk koreksi terhadap model ekonomi yang terlalu liberal:

Selama ini, kita terlalu menggantungkan diri pada mekanisme pasar. Padahal, dalam banyak hal, pasar gagal menjawab kebutuhan rakyat kecil. Koperasi Merah Putih — jika dikelola secara akuntabel — bisa menjadi alat untuk menyeimbangkan kekuatan ekonomi nasional,” ujarnya dalam diskusi publik bertema Ekonomi Berbasis Rakyat di Era Post-Pandemi.

Secara politik, koperasi ini juga dianggap sebagai bentuk rekonsolidasi kekuatan rakyat yang selama ini tercerai-berai akibat polarisasi politik dan dominasi elite ekonomi. Prof. Dr. Yudi Latif, pengamat kebangsaan dan penulis buku “Negara Paripurna” mengatakan bahwa:

Baca Juga:  Tindak lanjut Perintah Kapolri, Propam Polres Konut Laksanakan Gaktiblin Pemeriksaan Senjata Api

Simbol ‘Merah Putih’ mengandung makna ideologis. Koperasi ini bukan hanya soal dagang, tapi upaya membangun jembatan sosial dan ekonomi antara negara dan rakyat, di tengah krisis kepercayaan publik terhadap sistem yang ada.

Aspek Sosial Ekonomi: Harapan Baru Ekonomi Kolektif

Dari sisi sosial ekonomi, koperasi diyakini mampu menjadi jembatan dalam menjawab tantangan utama pembangunan: ketimpangan dan keterbatasan akses ekonomi. Indonesia saat ini masih menghadapi distribusi aset dan modal yang timpang — dan koperasi menjadi salah satu cara untuk melibatkan lebih banyak rakyat dalam proses ekonomi.

Aviliani, ekonom dari INDEF (Institute for Development of Economics and Finance), menegaskan pentingnya koperasi sebagai alat redistribusi ekonomi:

Koperasi Merah Putih harus mampu menjadi katalisator bagi UMKM, Petani, Nelayan, dan pelaku ekonomi lokal yang selama ini terpinggirkan oleh sistem ekonomi modern. Tapi ingat, koperasi ini tidak boleh dijalankan dengan pola lama yang top-down dan minim transparansi.

Baca Juga:  Kapolri Resmi Lantik Komjen Ahmad Dofiri Sebagai Wakapolri yang baru

Menurut Aviliani, penting pula bagi Koperasi ini untuk mengadopsi model bisnis digital agar bisa bersaing di era ekonomi platform. Kalau koperasi hanya bergantung pada simpan-pinjam, dia tidak akan berkembang. Kuncinya adalah inovasi dan digitalisasi, tambahnya.

Teknologi dan Transformasi Digital: Elemen Vital

Dalam ekosistem digital saat ini, koperasi yang stagnan akan tertinggal. Dr. Mira Tayyiba, mantan Sekjen Kementerian Kominfo dan ahli transformasi digital, mengatakan:

Koperasi Merah Putih bisa mengambil peran besar jika mampu mengembangkan platform digital sendiri. Bukan hanya untuk e-commerce, tetapi juga sistem keuangan internal, rantai pasok, hingga pelatihan online bagi anggotanya.

Ia juga mengingatkan pentingnya sinergi antara Koperasi, startup lokal, dan BUMN untuk membangun kekuatan ekonomi yang solid dan berkelanjutan.

Tantangan: Tata Kelola dan Ketahanan Organisasi.

Meski membawa harapan, Koperasi Merah Putih tidak bebas dari tantangan. Salah satu masalah utama Koperasi di Indonesia adalah lemahnya tata kelola dan kurangnya literasi Manajerial. Banyak Koperasi bubar karena tidak transparan dan dikelola secara elitis.

Baca Juga:  Patut Berbangga Mahasiswa UHO Kendari, ada Empat Program Study Lagi Mendapat Akreditasi Internasional

Dr. Sri Eko S.H., Pakar Koperasi dari IPB, menyampaikan:

Harus di garis bawahi bahwa Koperasi tidak boleh menjadi kendaraan Politik sesaat. Ia harus profesional, punya sistem audit yang kuat, dan melibatkan anggota secara aktif. Tanpa itu, Koperasi hanya akan jadi simbol tanpa fungsi.

Kesimpulan: Jalan Menuju Ekonomi Berdikari

Koperasi Merah Putih adalah simbol harapan dan strategi nyata dalam membangun ekonomi berdikari. Dengan dukungan kebijakan yang tepat, Profesionalisme dalam Manajemen, serta partisipasi aktif dari anggota, Koperasi ini bisa menjadi model pembangunan ekonomi alternatif yang tidak hanya berbasis keuntungan, tetapi juga nilai-nilai sosial dan kebangsaan.

Ke depan, keberhasilan koperasi ini akan sangat ditentukan oleh kemampuannya dalam menjaga integritas, menjawab kebutuhan riil masyarakat, dan beradaptasi dengan teknologi.

Redaksi ; 26 Juli 2025.
***LM@***

. . . . . . .

Komentar