Perusuh Surabaya, “pamer nyali konyol tolol”*

News995 views

 

Lumbuh Suara Indonesia.com
Ketua Umum PJI (Persatuan Jurnalis Indonesia) Hartanto Boechori mengapresiasi tindakan ‘tegas dan keras’ Walikota Surabaya Ery Cahyadi memerintahkan Aparat Keamanan dan membakar semangat Arek Suroboyo membasmi perusuh Surabaya. Pengganggu keamanan dan ketentraman warga Surabaya.

“Tidak boleh ada kelompok apapun/manapun mengusik ketentraman Surabaya”, ujar Ketua Dewan Penasehat Pekat Indonesia Bersatu Jawa Timur itu. “Kalau sudah pamer senjata tajam di jalanan seperti dilakukan perusuh perusuh itu, Aparat Keamanan dan Penegak Hukum, Polisi khususnya wajib bertindak tegas dan keras”, lanjutnya. “Tembak kaki mereka”, lanjut pemilik Sasana Kick Boxing BKBC (Buchori Kick Boxing Camp) itu.

Beberapa hari terakhir Surabaya sempat digemparkan adanya perusuh. Kelompok anak muda bermotor mengacung-acungkan senjata tajam celurit dan lain-lain, menyerang warung kopi di Surabaya, membacok security perumahan dan pamer ‘nyali konyol dan tolol’ lainnya, istilah Penasehat PPPKRI Bela Negara Mada I Jawa Timur dan berbagai organisasi itu.

Pria paruh baya yang beberapa waktu lalu menanda-tangani kerjasama antara DPP PJI (Dewan Pimpinan Pusat PJI) dengan Ketua Komnasdik Jatim (Komnas Pendidikan Jawa Timur) itu mempertanyakan peran semua institusi pendidikan dalam melakukan pembinaan mental spiritual kepada siswa.

Peran intelijen juga dipertanyakannya. Dirinya juga mempertanyakan tanggung jawab Organisasi Massa di Surabaya yang rutin menerima anggaran Negara.

Ketua Umum Pemuda Pusura Hoslih Abdullah menjawab pertanyaan Cak Boechori melalui telpon, mengaku prihatin dengan maraknya aksi gangster dan tawuran antar remaja yang belakangan terjadi di Kota Surabaya.

Baca Juga:  Manton Minta KPK RI Menindaklanjuti Laporan DPD GSPI Sultra Perihal Gedung Asrama Haji dan Jalan Lingkar Kota Kendari Sultra , Lumbung Suara Indonesia.com Revitalisasi pembangunan Gedung Asrama Haji Kota Kendari yang diduga Mangkrak kini terus menjadi perbincangan hangat oleh masyarakat luas maupun para aktivis Sulawesi Tenggara. Salah satunya yang disuarakan oleh Jaringan Nasional Mahasiswa Merdeka (JARNAS MM) pada Rabu, 05/04/2023, didepan Gedung Merah Putih KPK RI. Menanggapi hal tersebut, DPD GSPI Sultra, melalui Manton selaku Ketua Bidang Humas itu kembali mengingatkan pihak KPK RI agar segera menindaklanjuti laporan DPD GSPI Sultra yang di masukan ke KPK RI pada tanggal 20/03/2023 lalu, dengan Nomor 304.47/LP/DPD GSPI-SULTRA/III/2023, Terkait Gedung Asrama Haji yang Diduga Mangkrak dan paket pekerjaan lainnya. Rabu, 05/04/2023. Selain itu kata Manton, Pihaknya juga meminta kepada KPK RI agar memproses Laporan DPD GSPI Sultra, dengan Nomor 304.47/LP/DPD GSPI-SULTRA/III/2023, perihal "Pembangunan Jalan Lingkar Kota Kendari dengan Anggaran kurang lebih Rp. 69 Miliar. Meski demikian, Pihak Direktorat Pelayanan Laporan dan Pengaduan Masyarakat telah menanggapi laporan DPD GSPI Sultra melalui via WhatsAppnya yang bertuliskan, sebagai berikut : Yth. Pelapor Berdasarkan pengecekan kami, laporan Saudara sedang dalam proses verifikasi oleh petugas kami. Apabila telah selesai akan diberikan tanggapan melalui surat atau telepon kepada alamat/nomor kontak terlampir. Salam, Direktorat Pelayanan Laporan dan Pengaduan Masyarakat KPK Demikian bunyi WhatsApp tersebut pada tanggal 27/03/2023 lalu. "Kami berharap, agar KPK RI segera memanggil dan memeriksa Kepala BPJN Sultra, Satker, PPK dan Pihak Kontraktor serta oknum - oknum yang diduga terlibat didalamnya, ini khusus laporan kami soal Pembangunan Jalan Lingkar Kota Kendari dengan anggaran sebesar Rp. 69 Miliar kurang lebih. Dan juga terkait Gedung Asrama Haji agar segera dilakukan pemanggilan dan pemeriksaan lebih lanjut," Harap Manton.

Menurut telaah Hoslih Abdullah, bentuk perilaku kenakalan remaja itu perlu menjadi perhatian Bersama, termasuk dibutuhkan upaya serius dari Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menangani secara berkelanjutan. Di sisi lain, TNI-Polri juga harus menindak tegas.

“Aksi ini tidak bisa dibiarkan begitu saja, kalau memang berkaitan dengan hukum ya harus dilakukan tindakan tegas. Kemudian pemkot melalui dinas pendidikan punya tanggung jawab untuk mengawasi siswa. Harus lebih intens menggelar pertemuan bersama sekolah-sekolah,” urai Hoslich.

Tak kalah penting, Cak Dolah, sapaan karib Hoslih Abdullah, juga berharap kepada para orang tua untuk lebih aktif memantau anak-anaknya. Sebab, menurut Cak Dolah, keluarga merupakan kunci utama untuk mendidik seorang anak.
“Para orang tua juga harus berperan aktif mengontrol aktivitas anak-anaknya. Diharapkan, anak-anak bisa terkontrol pergaulannya di luar jam sekolah,” katanya.

Menurut Hoslih Abdullah, kenakalan para remaja itu perlu menjadi perhatian bersama. Termasuk dibutuhkan upaya serius dari Pemkot Surabaya untuk menangani secara berkelanjutan. Selain itu, TNI-Polri juga harus melakukan tindakan tegas.
*Perusuh Surabaya, “pamer nyali konyol tolol”*

Ketua Umum PJI (Persatuan Jurnalis Indonesia) Hartanto Boechori mengapresiasi tindakan ‘tegas dan keras’ Walikota Surabaya Ery Cahyadi memerintahkan Aparat Keamanan dan membakar semangat Arek Suroboyo membasmi perusuh Surabaya. Pengganggu keamanan dan ketentraman warga Surabaya.

Baca Juga:  Yudhi-Nirna Dinyatakan Sehat, Siap Tarung Pilwali Kendari

“Tidak boleh ada kelompok apapun/manapun mengusik ketentraman Surabaya”, ujar Ketua Dewan Penasehat Pekat Indonesia Bersatu Jawa Timur itu. “Kalau sudah pamer senjata tajam di jalanan seperti dilakukan perusuh perusuh itu, Aparat Keamanan dan Penegak Hukum, Polisi khususnya wajib bertindak tegas dan keras”, lanjutnya. “Tembak kaki mereka”, lanjut pemilik Sasana Kick Boxing BKBC (Buchori Kick Boxing Camp) itu.

Beberapa hari terakhir Surabaya sempat digemparkan adanya perusuh. Kelompok anak muda bermotor mengacung-acungkan senjata tajam celurit dan lain-lain, menyerang warung kopi di Surabaya, membacok security perumahan dan pamer ‘nyali konyol dan tolol’ lainnya, istilah Penasehat PPPKRI Bela Negara Mada I Jawa Timur dan berbagai organisasi itu.

Pria paruh baya yang beberapa waktu lalu menanda-tangani kerjasama antara DPP PJI (Dewan Pimpinan Pusat PJI) dengan Ketua Komnasdik Jatim (Komnas Pendidikan Jawa Timur) itu mempertanyakan peran semua institusi pendidikan dalam melakukan pembinaan mental spiritual kepada siswa.

Peran intelijen juga dipertanyakannya. Dirinya juga mempertanyakan tanggung jawab Organisasi Massa di Surabaya yang rutin menerima anggaran Negara.

Ketua Umum Pemuda Pusura Hoslih Abdullah menjawab pertanyaan Cak Boechori melalui telpon, mengaku prihatin dengan maraknya aksi perusuh dan tawuran antar remaja yang belakangan terjadi di Kota Surabaya.

Baca Juga:  Cooling System Pilkada Damai 2024, Patroli Gabungan Skala Besar Digelar di Kota Kendari

Menurut telaah Hoslih Abdullah, bentuk perilaku kenakalan remaja itu perlu menjadi perhatian Bersama, termasuk dibutuhkan upaya serius dari Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menangani secara berkelanjutan. Di sisi lain, TNI-Polri juga harus menindak tegas.

“Aksi ini tidak bisa dibiarkan begitu saja, kalau memang berkaitan dengan hukum ya harus dilakukan tindakan tegas. Kemudian pemkot melalui dinas pendidikan punya tanggung jawab untuk mengawasi siswa. Harus lebih intens menggelar pertemuan bersama sekolah-sekolah,” urai Hoslich.

Tak kalah penting, Cak Dolah, sapaan karib Hoslih Abdullah, juga berharap kepada para orang tua untuk lebih aktif memantau anak-anaknya. Sebab, menurut Cak Dolah, keluarga merupakan kunci utama untuk mendidik seorang anak.
“Para orang tua juga harus berperan aktif mengontrol aktivitas anak-anaknya. Diharapkan, anak-anak bisa terkontrol pergaulannya di luar jam sekolah,” katanya.

Menurut Hoslih Abdullah, kenakalan para remaja itu perlu menjadi perhatian bersama. Termasuk dibutuhkan upaya serius dari Pemkot Surabaya untuk menangani secara berkelanjutan. Selain itu, TNI-Polri juga harus melakukan tindakan tegas.

“Ini Surabaya. Harus dijaga bersama. Namun untuk mengentaskan masalah ini (perusuh dan tawuran) perlu dicarikan solusi yang konkrit dan berkelanjutan,”. Demikian Cak Dolah.
“Ini Surabaya. Harus dijaga bersama. Namun untuk mengentaskan masalah ini (perusuh dan tawuran) perlu dicarikan solusi yang konkrit dan berkelanjutan,”. Demikian Cak Dolah.

  1. editor : @rifin.
. .

Komentar