Retreat 3 Hari Pemkot Kendari Dinilai Mubazir, Pilar Indonesia Soroti Skala Prioritas Anggaran

News267 views

Kendari – Lumbungsuaraindonesia.com Pelaksanaan retreat selama tiga hari oleh Pemerintah Kota Kendari yang berlangsung sejak 1 hingga 3 Agustus 2025 di Kebun Raya Kota Kendari, menuai kritik dari sejumlah kalangan. Kegiatan yang diikuti oleh para camat, kepala bagian (Kabag), staf ahli hingga para asisten ini dinilai kurang tepat sasaran dan tidak menjawab kebutuhan mendesak masyarakat kota.

Direktur Eksekutif Pilar Indonesia, Muh. Fahrul, SH, menilai kegiatan tersebut sebagai bentuk pemborosan anggaran di tengah masih banyaknya persoalan pelayanan publik, terutama soal pengelolaan sampah.

Menurutnya, tumpukan sampah di sejumlah titik di Kota Kendari masih menjadi pemandangan umum yang memprihatinkan. Hal ini menunjukkan lemahnya pengelolaan pelayanan dasar yang seharusnya menjadi fokus utama pemerintah daerah.

Baca Juga:  Peduli Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran UHO Gelar Bakti Sosial

Retreat itu bukan kegiatan mendesak. Ironisnya, kegiatan seperti ini justru menelan anggaran dari APBD Kota Kendari, yang seharusnya difokuskan untuk sektor-sektor yang lebih urgen, seperti penanganan sampah, penambahan armada pengangkut, atau insentif bagi petugas kebersihan. Ini soal skala prioritas dan keberpihakan anggaran, ujar Fahrul.

Dalam kondisi fiskal yang terbatas, setiap rupiah seharusnya diarahkan untuk kebutuhan yang benar-benar dirasakan masyarakat. Sampah masih menumpuk, armada kurang, dan petugas kebersihan belum mendapatkan perhatian layak, belum lagi soal kemacetan lalulintas, masih banyak persimpangan jalan belum memiliki pengatur lalulintas, soal Keluhan dari para Rekanan/Kontraktor yang belum terbayarkan dananya, belum lagi soal bangunan yang mulanya IMB untuk Ruko tapi di duga beralih fungsi menjadi rumah sakit dengan letak melanggar garis sepadan pula,  ini harus ada ketegasan dan penindakan dari Pemkot Kendari untuk menegakkan perda yang telah dibuatnya, tegas Fahrul.

Baca Juga:  Penandatanganan Pakta Integritas SIPSS 2025 di Polda Sulawesi Tenggara

Ia menambahkan bahwa tumpukan sampah yang masih sering dijumpai di berbagai sudut kota menjadi bukti bahwa pelayanan dasar masih jauh dari kata optimal. Dalam kondisi demikian, kebijakan yang bersifat seremonial dan tidak berdampak langsung seharusnya dikaji ulang.

Fahrul juga menyoroti minimnya dampak langsung dari kegiatan retreat terhadap peningkatan kualitas pelayanan kepada warga Kota Kendari.

Baca Juga:  Peradi Unaaha, Resmi Terbentuk

Efektivitas kegiatan ini terhadap pelayanan publik belum bisa dilihat secara konkret. Apakah setelah retreat, ada perubahan signifikan dalam pengelolaan sampah, perizinan, atau layanan masyarakat lainnya? Jangan sampai kegiatan semacam ini hanya menjadi ajang kumpul-kumpul tanpa dampak nyata bagi warga, tutup Muh. Fahrul, SH kepada Media ini.

Redaksi : 7 Agustus 2025
***LM@***

. . . . . . .

Komentar